Seiring dengan perkembangan sifat dan karakteristik yang dialami remaja, mereka seringkali dihadapkan pada berbagai masalah yang berhubungan dengan faktor perkembangan. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa dimana sekarang ini remaja banyak menghadapi berbagai tuntutan dari segala resiko perkembangan globalisasi yang sangat pesat. Apalagi di masa globalisasi sekarang, teknologi masih merajai segala lini kehidupan atau yang bisa disebut sebagai era digital.
Masalah-masalah yang dihadapi remaja ini sangat berkaitan erat dengan pengaruh dan tantangan lingkungan atau bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan terdekat seperti keluarga, teman-teman atau sanak saudara. Kegagalan dalam menghadapi masalah-masalah inu dapat menimbulkan kelainan tingkah laku remaja bahkan menyebabkan gagguan psikologis remaja.
Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.
Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.
Transisi dari remaja menuju ke dewasa – yaitu antara usia 16-24 tahun – merupakan masa di mana seseorang berhadapan dengan banyak tantangan dan pengalaman baru.
Selain mulai memiliki legalitas hukum dan tanggung jawab yang meningkat, remaja di periode ini juga masih mengalami perkembangan biologis, psikologis, dan emosional – bahkan hingga usia 20an.
Temuan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization (WHO)) yang mengatakan 1 dari 4 remaja di usia ini menderita gangguan kesehatan jiwa.
Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari aktifnya hormon reproduksi, perkembangan otak yang terus berlangsung, serta pembentukan identitas diri mereka. Hal ini tentu dapat disertai ketidakstabilan emosi atau pengambilan keputusan yang sering kali impulsif.
Berikut ini beberapa gangguan psikologis yang sering menyerang jiwa seorang remaja, antara lain:
1. Kecemasan
Gejala-gejala cemas antara lain :
- Kenaikan tekanan darah ringan
- Nafas pendek dan cepat
- Kulit tamapak merah dan temperaturnya kadang berubah-ubah sehingga sering juga menyebabkan jerawat.
- Ketegangan dan kekejangan otot
- Diare, nyeri perut, sakit kepala , nyeri dada, kewaspadaan yang berlebihan, insomnia, pusing, pingsan, dan sering buang air kecil.
- Seringkali merasa takut, tegang, gugup, marah, stres, rewel, gelisah, panik merasa akan mati, tidak dapat berpikir dan sering pula mengalami mimpi buruk
- Tampak sebagai orang yang tidak berdaya, selalu lekat dan tergantung pada orang lain, pemalu, menarik diri dan mengalami kesulitan dalam situasi sosial.
2. Depresi
Gejala-gejala depresi antara lain :
- Labil, mudah tersinggung dan lebih sering marah-marah
- Kemungkinan akan mengalami kelambatan pubertas
- Kehilangan berat badan
- Munculnya perilaku bunuh diri
- Merasa murung, sedih, menangis tanpa sebab, menjadi sebal hati, mengurung diri di kamar, dan lebih banyak tidur
- Prestasi sekolah terpengaruh
- Putus asa atau menghindari kenyataan realitas dengan menggunakan NAPZA. misalnya ganja dan alkohol.
- Tampak pucat, lelah dan tidak memancarkan kegembiraan dan kebugaran
- sakit kepala, sakit lambung, kurang nafsu makan, dan kehilangan berat badan tanpa adanya
- Ingin bunuh diri
3. Skizofrenia
Gejala skizofrenia anatara lain :
- Gangguan pada fungsi adaptasi, waham dan halusinasi
- Inkoherensi (pikiran kacau) dan katatonia
- Kegagalan dalam perkembangan sosial yang diharapkan
- Menghilangnya beberapa keterampilan yang telah dicapai.
- Harga diri yang berlebiham
- Berpotensi agresif dan suka kekerasan.
4. Gangguan Psikosomatik
Gejala gangguan psikosomatik antara lain :
- Keluhan gejala fisik yang berulang seperti keluhan gangguan sakit perut, kembung, berdahak, mual , muntah
- Keluhan pada kulit seperti perasaan gatal, rasa terbakar, kesemutan, baal, pedih dan sebagainya.
- Mengidap depresi yang nyata
- Lebih sering terjadi pada wanita
- Penyalahgunaan NAPZA
- Perlu adanya memahami Teori Psikologi Kepribadian yang dialami setiap manusia agar remaja tidak mudah terjerumus untuk menyalahgunakan NAPZA (Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan zat Adikif lainnya). Gejala penyalahgunaan NAPZA pada remaja antara lain :
- Prestasi akademik yang menurun seperti sering membolos atau meninggalkan sekolah, sering membuat masalah dengan teman, guru atau murid sekolah lain, sering memakai uang sekolah,
- Mulai mencuri dan suka berhutang
- Sering marah, tersinggung, sikap kasar, tidak sabar dan egois
- Tidak memperhatikan kebersihan diri, pakaian kotor dan lusuh
- Wajah murung, loyo mengantuk, kurang bergairah
- Mulai acuh tak acuh, sering melamun dan sopan santun menurun
- Bicara lamban, tak jelas, kadang-kadang cadel serta banyak merokok.
- Hipnoterapi untuk remaja berguna untuk menghindarkan remaja dari berbagai kebiasaan buruk. Hipnoterapi juga bisa memperbaiki kondisi gangguan psikologi para remaja agar prilaku/emosi/mentalnya bisa lebih stabil dan lebih tenang dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.
- Layanan hipnoterapi remaja ini dihadirkan untuk memberi solusi pada orang tua yang mengalami kesulitan dalam mendidik anak remaja.
0 comments